Conduct Disorder

Conduct disorder diterjemahkan sebagai pola perilaku menetap yang menyerang hak asasi orang lain dan melawan norma umum yang berlaku atau yang sesuai. Gangguan ini memiliki empat tanda-tanda utama, yaitu menyakiti manusia dan atau hewan, merusak milik orang lain, berbohong dan mencuri, dan melanggar norma sosial.

Diagnosa atas gangguan ini bisa ditegakkan jika tiga dari empat tanda tersebut muncul sebelum usia 18 tahun selama 12 bulan. Selain itu orang yang mengealami tanda-tanda tersebut juga tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan rumah maupun sekolahnya.

Gangguan ini ada dua jenis berdasarkan waktu munculnya tanda-tanda gangguan. Pertama adalah childhood onset, yaitu satu tanda muncul sebelum usia remaja (12/13 tahun).  Jenis kedua adalah adolesence onset yaitu jika tidak ada tanda yang muncul sebelum usia 12/13 tahun. Jenis pertama lebih susah disembuhkan (jelek prognosisnya) dan lebih menetap dari jenis yang kedua.

Hambatan ini bisa timbul karena memang ada kcenderungan agresi di dalam diri. Atau bisa juga pengaruh pengasuhan yang tidak benar, lingkungan yang tidak baik secara pergaulan dan tata desain, juga faktor organis (genetis, syaraf, dll),

Hambatan ini bisa berkembang menjadi kepribadian antisosial yang pada umumnya menjadi pelaku tindak kriminal. Tetapi bisa juga dilakukan intervensi atau pengobatan. Terapi pada penderita conduct disorder pada intinya adalah untuk menghilangkan perilaku amarah pada penderita, memperbaiki pola hubungannya dengan keluarga, dan memperbaiki pola hubungan sosialnya.

Tetapi perlu dicatat, sebuah artikel menyatakan bahwa terapi yang dilakukan di usia-usia remaja cenderung dianggap terlambat dan tidak bisa diharapkan. Maka pencegahan menjadi penting. Orang tua atau keluarga perlu tanggap jika ada anak atau saudaranya yang memperlihatkan tanda-tanda gangguan.

Conduct Disorder

4 pemikiran pada “Conduct Disorder

    1. cahyosetiadi berkata:

      seingat saya dari kuliah, conduct disorder itu agresi/kemarahan/tekanan-nya ke luar. Tetapi memang ada juga anak yang menekan ke diri sendiri, atau agresi ke dalam, tapi saya lupa namanya. Ntar coba saya tanyakan dosen saya…

      Suka

  1. cahyosetiadi berkata:

    wah, ntar saya lihat buku dulu ya, juga tanya-tanya ke dosen…., tapi sebaikny kalo sudah terlihat tanda-tanda bisa dibawa ke psikolog.

    Suka

Tinggalkan komentar